Hari ini kamis, 29 Maret 2012, kurang dari tiga hari lagi keputusan kenaikan harga BBM ketuk palu. Lagi seru nih banyak demo sana-sini menolak kenaikan harga BBM, simak yuk!
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang direncanakan pada April hanya kamuflase dari kebijakan pemerintah yang pro kepada asing. Hal itu tampak antara lain dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang memberikan keleluasaan kepada pihak asing untuk menguasai aset alam Indonesia, yakni melalui kontrak karya.
"Alasan di balik kenaikan harga BBM, yakni untuk mengurangi beban subsidi APBN, hanyalah justifikasi atas ketakberdayaan pemerintah menghadapi asing," katanya. Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM dengan demikian adalah imbas dari amburadulnya aturan perminyakan di dalam negeri.
"Saat ini 88 persen pengelolaan minyak dan gas bumi ada di tangan asing, dan hanya 16 persen yang dikuasai dalam negeri. Kondisi ini tak membawa manfaat bagi rakyat," katanya.
Unjuk rasa anti-kenaikan harga bahan bakar minyak yang melibatkan massa dalam jumlah besar terjadi di sejumlah tempat di Indonesia, Senin (26/3). Unjuk rasa besar diperkirakan akan terjadi lagi pada Selasa ini dan akan terus berlanjut sampai Kamis.
Artis pun keluar layar
Menurut dia, Presiden menyadari, di alam demokrasi saat ini, unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi merupakan keniscayaan. Meski demikian, Presiden meminta unjuk rasa dijaga dalam batas kepatutan dan menghindari tindakan anarkistis.
Naik atau tidaknya harga BBM akan diputuskan melalui mekanisme voting atau suara terbanyak. Saat ini, ada 560 anggota DPR RI. Jika dihitung secara matematis, maka suara pendukung kenaikan harga BBM (anggota koalisi pemerintah) bisa menang telak jika kompak.
Pengamat Politik M Qodari berpandangan, peta politik dalam koalisi pendukung pemerintahan akan diuji di paripurna mendatang. "Saya kira PDI-P, Gerindra, dan Hanura tetap akan menolak," kata Qadari, Rabu (28/3/2012).
Sebaliknya, anggota koalisi, yakni Demokrat, PAN, dan PKB diperkirakan akan solid mendukung kenaikan harga BBM. "Yang belum jelas sikapnya adalah PKS, Golkar, dan PPP," imbuhnya.
Meski begitu, Qodari menduga PKS cenderung bergabung dengan pihak yang menolak kenaikan harga BBM. Sebaliknya, Golkar dan PPP bergabung dengan pihak yang setuju. "Kalau ini yang terjadi, kubu menolak akan kalah. Karena, gabungan kursi PDI-P, Gerindra, Hanura, dan PKS out numbered," jelas Qodari. Kecuali, tutur Qodari, ada kejutan dari Golkar dan PPP. "Inilah dua parpol yang akan jadi penentu!" tukasnya.
Dengan kata lain, jika Golkar atau PPP berada satu barisan menolak kenaikan harga BBM dalam voting di paripurna, maka harga BBM tidak jadi naik. "Kami berharap PKS konsisten, dan kemungkinan Golkar juga menolak kenaikan harga BBM. Slogannya kan, suara Golkar suara rakyat. Kami optimistis, ketika voting dilakukan beberapa fraksi lain akan mengarahkan anggotanya untuk bersikap sesuai nurani rakyat," beber Saleh.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menolak alasan pemerintah bahwa penambahan subsidi BBM akan memperberat beban APBN. Menurut partai tersebut, yang memperberat APBN justru belanja pemerintah sendiri.
Menurut Dolfie OFP, anggota Badan Anggaran Fraksi PDI-P, pemerintah beralasan bahwa dengan menaikkan harga BBM Rp 1.500 per liter, maka akan ada penghematan sebesar Rp 53 triliun. Namun, jumlah penghematan pada akhirnya dipakai juga untuk biaya belanja pemerintah. "Kalau opsi yang kami pilih, kami tidak menambah belanja pemerintah. Ini kita pakai untuk tambah subsidi. Rp 53 triliun penghematan itu uang rakyat. Disebutkan Rp 30 triliun untuk kompensasi dan Rp 23 triliun untuk belanja pemerintah. Itu kan uang rakyat. Adil enggak politik yang kayak gini? Ini bagi kami tidak adil. Oleh karena itu, kami menolak opsi satu," ujar Dolfie di ruang Fraksi PDI-P, Selasa (27/3/2012).
"Pemerintah silakan beralasan, tapi kami berpihak kepada rakyat. Oleh karena itu, kami melihat kalau memang pemerintah mengatakan, situasinya agak genting secara perekonomian, langkah pertama yang harus perhatikan ya rakyat, bukan rakyatnya yang dikorbankan," pungkasnya.
Nah seru kan sinetronnya, tenang saja sepanjang hayat hidup manusia, sinetron kek gini gak akan habis kok. Selama perut masih menghadap kedepan, selama itu juga manusia akan mencari alasan untuk memenuhi kebutuhan perutnya sendiri atau golongannya. Liat aja nanti bakalan banyak lagi problem yang dibuat pemerintah hadiah untuk rakyatnya. Spesial dia aja yang bisa buat problem kan dia wakil kita, kita wong kecil nurut aja.
Meski BBM Naik, hidup makin sulit?! Udah tahu banyak rakyatnya orang kecil pemerintah tetep menaikan harga BBM juga, apa kata dunia?
Sumber: kompas.com
0 comments:
Post a Comment