Thursday, June 7, 2012 |

"Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara" Mana buktinya?!



Lumpur Lapindo Muncrat, Rakyat Melarat, Sekarat, Kiamat. Sedang si Bakrie di Singgasananya malah menghabiskan uang triliunan rupiah untuk pesta pernikahan 1 anaknya. 1 orang kaya versus ribuan orang kecil. apalah daya si orang kecil. :(

dan, saat si pemulung kardus harus menggendong jenazah anaknya berjalan kaki dari Jakarta-Bogor krn ga mampu sewa mobil ambulance. si DPR keluar negeri pake uang rakyat untuk kepentinganya sendiri kadang gada hasil, tanpa ngerasa berdosa sedikit pun!?

Rakyat miskin kelaparan mencuri pepaya kena pidana penjara 5 tahun, koruptor Gayus mencuri milyaran rupiah sampe sekarang belum jelas pidananya, malah bisa bebas berkeliaran kemana-mana. what the*F.


Teringat motivasi menulis kemanusiaan dari seorang wartawan keren dikampus sebulan lalu (yang bisa membuat orang menangis hanya dengan membaca tulisannya). Apa sih nilai kemanusiaan itu? 


Padahal, Nilai kemanusiaan adalah salah satu dari lima nilai Moral Islam. Setiap jiwa layak dihargai dan tidak boleh dihilangkan secara semena-mena.
Surat Al-Baqarah 2:179 "Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup (hayat) bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa."

PADAHAL jelas dalam pancasila sila ke-5 "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" mana buktinya?
PADAHAL jelas dalam UUD Pasal 34 ayat (1) " Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara“ mana buktinya?

think solution about what happening now!




my Skripsweet

Saat ini semester 8. (masih) berkutat dengan penelitian akhir skripsi. bidang yang diminati adalah evlan (evaluasi lahan) dari segi keilmuan sangat menarik, menantang. Terjun langsung kelapangan meneliti keadaan alam dan potensi DAS Citarik Sub DAS Cimanuk hulu. Nyebur ke sungai, jatuh ke sawah, naik tanjakan, turunan terjal, hampir jatoh ke tebing, penelitian sambil wisata adventure gini dimana lagi kalau bukan di Evlan?
Tapi rumus semua ada hambatan pasti ada berlaku juga. keadaan alam yang sulit bahkan kadang bahaya diterjang, harus meminta data atau bekerja sama dengan berbagai pihak dan berbenturan dengan birokrasi. Dan bonus lainnya adalah penelitian alam yang begitu menantang ini pun terbatasi oleh waktu dan dana. rememmber that!

Dua hari lalu, saya dengan teman sesama penelitian evlan melakukan prasurvey. Hasilnya kami nyaris tidak mendapatkan apa-apa. Karena: tidak fokus, tidak ada breefing/persiapan serius sebelumnya dalam melakukan prasurvey, dan tidak semua anggota tim menguasai tentang pemetaan maupun keilmuan evlan itu sendiri. ya, meski ada hambatan lain pastinya tidak lain tidak bukan adalah karena peta yang ada dari pemerintah tidak update. sehingga banyak terjadi ketidaksesuaian dengan keadaan sebenarnya di lapangan. seperti peta sungai, peta penggunaan lahan. tidak habis pikir mengapa peta yang mana sangat penting ini bisa tidak update. Apakah hanya di Kota-kota besar nan potensial saja yang harus update? bagaimana bisa memajukan daerah? Kami mahasiswa ilmu tanah yang masih belajar ini, harus melakukan digitasi lagi untuk membuat peta baru sesuai dengan yang kami butuhkan. Bahkan kadang untuk meminta data curah hujan 10 tahun terakhir saja cukup sulit bahkan tidak jarang harus membayar untuk mendapatkan data itu. Hmm.

Anyway, big thanks to skripsi karena kami belajar banyak dari pengalaman ini.
Guys, fighting !! :D
Tetap semangat melakukan penelitian yang keren dan bermanfaat !