Tuesday, April 15, 2014 |

Merantau, is the Best School Ever

Last March is the month when i really trying hard to get another opportunity to build my future. I register and take the online test of Unilever Future Leaders Program 2014 and i am not success to take interview test, and then i register by online in Nestle Management Trainee 2014 and until April not get the advanced information yet, and the last of March i register in Graduate Scholarship Competition ‘Bizcamp Challenge’ in Prasetya Mulya Business School and two weeks later i have an invitation to take the test in Jakarta or other big City. 

First, I was glad to hear that i can continue my effort to get scholarship in Business, field that i concern rigth now. But the problem is i am still on my own Project ‘merantau’. If i want to be an entrepreneur, the ‘real world’ is the best school ever. The ‘real world’ is the real school, lecture, lesson. And if i’m still here, Sampit, where the opportunity to build the business is wide, at least i have more time to accept the failure, to fall, learning to build my business.

I have just graduated in one of University in Indonesia. And i think it’s not enough if i stop here and continue my study. Not only about to be the independent girl, but i think what i will get in my own project ‘merantau’ is bigger than the the tittle itself. Merantau is the best school ever to teach you how to be the best version in you and to reach whatever you wanna be. That’s the meaning of Surah Al – Jumuah 62:10 “Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaran lah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Keluar yuk, diluar ada ilmu sebenarnya, bukan buku-buku text mu.
Thursday, April 3, 2014 |

Penyakit Hati

Dimana bumi berpijak disitu langit dijunjung. Mungkin pendapat tersebut yang mempengaruhi seseorang ditempat barunya. Berbahayanya, ditempatku sekarang ada penyakit yang sudah sangat akut sampai-sampai kita harus berhati-hati dengannya. Yaitu penyakit hati; penyakit syirik/iri/dengki. Lain tempat lain pula masyarakatnya. Dan yang paling menonjol disini adalah penyakit tersebut.

Mungkin sebenarnya sifat itu sudah melekat dalam diri setiap orang, tapi hanya orang tertentu saja yang membiarkannya membakar dirinya, ada pula orang yang menghindarkan dirinya dari penyakit hati tesebut karena tahu hal itu tidak baik.  Hal yang saya pelajari di internet, pada akhirnya ternyata hal tersebut bisa merugikan dirinya (orang yang punya penyakit sirik) sendiri. Cirinya; hidupnya tidak pernah bahagia, selalu merasa kekurangan, dan selalu menderita. Dari situlah aku jadi belajar pentingnya bersyukur. Pada akhirnya orang ini akan sadar sendiri entah karena dia dikasih cobaan, sakit yang berkepanjangan, musibah, dll. Allahuma min dzalik semoga kita dijauhkan dari penyakit ‘ganas’ tersebut dan semoga kita termasuk orang yang selalu dalam hidayahnya.

Social media, yang membuat setiap orang bisa menunjukan eksistensi dirinya. Jika orang ini termasuk orang yang tanggap teknologi, kita harus  berhati-hati atau bersabar saja di timeline socmed kita berseliweran orang seperti itu. Jangan sampe ikuta-ikutaann, ujarku dalam hati. Saya sangat memaklumi, mungkin karena disini sangat kurang tempat hiburan, pendidikan yang kurang, dan sarana prasana dimana orang bisa berorganisasi atau tempat apapun yang bisa membuka pikiran seseorang atau mengembangkan karakter seseorang. Di tempat terpencil seperti ini, hal tersebut sungguh sangat jarang sekali, mungkin hanya orang tertentu saja, yang berkesampatan mengenyam pendidikan tinggi diluar pulau yang lebih maju pemikirannya.

Satu lagi hal berharga yang saya pelajari di tempat merantau saya ini. Tentu setiap hal memiliki hal negatif dan positif, yang Insya Allah akan saya ceritakan dalam blog saya yang semoga bisa bermanfaat.

04 April 2014    
Fa