" Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setitik nutfah, namun kemudian dia menjadi pembangkang yang nyata? "Ayat tersebut mengancam orang yang melupakan asal penciptanya, melawan sumber penciptanya, melupakan hikmah awal kejadiannya, dan menggugat sumber kejadiannya. Layakkah, makhluk yang tercipta dari setetes mani menentang segala ketentuan Allah dan melawan semua keputusanNya? so, berserah diri lah dengan tidak ikut mengatur bersama Allah.Orang yang ikut mengatur bersama Allah adalah orang yang datang ke tempat berpasir. Kemudian ia mendirikan bangunan di atasnya. Tiba-tiba badai datang dan menghantamnya, menghancurkan hamparan pasir itu dan meruntuhkan bangunannyaOrang yang ikut mengatur bersama Allah adalah seperti anak yang pergi bersama Ayahnya. Keduanya berjalan di malam hari. Karena menyayangi anaknya, sang ayah senantiasa mengawasi dan memerhatikannya tanpa diketahui sang anak. Anak itu tidak bisa melihat ayahnya karena malam yang teramat gelap. Ia meresahkan keadaan dirinya dan tidak tahu apa yang ahrus diperbuat. ketika cahaya bulan menyinari dan ia melihat ayahnya dekat kepadanya, keresahannya sirna. Ia tahu ayahnya begitu dekat dengannya. Kini, ia merasa tidak perlu ikut mengurus dirinya karena segala sesuatu telah diperhatiakn ayahnya. Seperti itulah orang yang mengatur untuk dirinya. Ia melakukannya karena berada dalam kegelapan, terputus dari Allah. Ia tidak merasakan kedekatan Allah. Andaikan bulan makrifat menyinarinya, tentu ia melihat Tuhan begitu dekat sehingga ia malu untuk mengatur dirinya dan merasa cukup dengan pengaturan Allah. Karena pengaturan Allah adalah maha sempurna,pengaturan mana lagi yang terbaik selain yang menciptakan?Manusia adalah makhuk Allah yang paling mulia, karena disaat semua makhluk diciptakan untuk manusia, manusia diciptakan untuk Allah. Berikut segala sesuatu dilangit dan dibumi, sesuai firman Allah:"Allah telah meratakan bumi untuk makhluknya, dan dia menundukan untukmu apa yang dilangit dan bumi. semuanya merupakan rahmat dari Allah."wahai kekasih, teman saudara ku seibu hawa dan sebapak adam, Allah SWT telah berfirman"Allah telah membeli dari orang beriman jiwa dan harta mereka untuk diganti dengan syurga"kita sebagai orang beriman, harus menyerahkan diri kepada Allah beserta segala sesuatu yang terkait dengan diri kita. Sebab, Dia lah yang menciptakannya dan Dia pula yang membelinya. Salah satu keniscayaan dari sikap berserah diri adalah tidak ikut mengatur atas apa yang telah kauserahkan. jangan ragu, bersedih atau risau dengan masalah remeh temeh dunia mu. persiapkan demi nasib keabadian kita di akherat kelak :)" Orang yang merisaukan urusan dunia dan lupa berbekal untuk akhiratnya adalah seperti orang yang diserang seekor singa. Singa buas itu nyari memangsanya, namun ketika lalat hinggap ditubuhnya, ia sibuk mengurusi lalat itu dan lupa melindungi dirinya dari singa. Ia layak disebut ornag yang dungu dan tak berakal. Jika punya akal, pasti ia berusaha agar terhindar dari terkaman singa dan tidak akan memikirkan seekor lalat yang menghinggapinya."Va,Super big thanks to: Kitab Klasik Terapi Makrifat Misteri Berserah kepada Allah, penulis Ibnu 'Athaillah al-Sakandari (penulis Al-Hikam). let's hunting buku bagus. :)
Pages
quote
We write to taste life twice; in the moment and in retrospect ~Anais nin
Monday, March 11, 2013
|
Acceptance to God because you reserved in earth and everything in it for your life
Subscribe to:
Posts (Atom)